Dikutip dari Beritasatu.com:

Jakarta, Beritasatu.com – Partai Berkarya diprediksi meraih suara nasional empat persen dan lolos parlementary threshold pada pemilihan umum (Pemilu) 2019, 17 April mendatang. Semua itu berkat kemampuan partai yang didirikan Tommy Soeharto mengemas cita-cita almarhum Presiden Soeharto dengan cara segar, kontekstual, dan santun.

“Berkarya adalah partai Cendana paling sukses,” kata Danis Tri Saputra Wibono, Direktur Lembaga Survei Indodata, Sabtu (13/4/2019).

Sebagai peserta baru dalam pemilu 2019, Partai Berkarya, partai dengan nomor urut 7 ini, bisa diterima masyarakat. Selama kampanye sebulan terakhir, Tommy Soeharto tak lelah menawarkan konsep ekonomi kerakyatan dengan kearifan lokal. Ia juga membina usaha kecil dan menengah (UKM) dengan membuka Toko Grosir Goro di banyak wilayah di Indonesia.

Kemudian Siti Hardiyanti Rukmana, biasa disapa Mbak Tutut, menyambangi banyak desa untuk menawarkan konsep pertanian terpadu, membangun desa mandiri pangan dan energi, sebagai solusi bagi terwujudnya Indonesia adil dan makmur. Terlebih, selama 21 tahun sektor pertanian nyaris jalan di tempat, dan produk pertanian impor membanjiri pasar.

Partai Berkarya tidak sekadar bicara. Tommy Soeharto membangun Saung Berkarya, sebagai proyek percontohan desa mandiri pangan dan energi. Bambang Trihatmojo meluncurkan pupuk bregandium technology hypernano yang lebih efisien dan murah, sebagai solusi meningkatkan produksi pangan.

Senada dengan Danis, Rico Marbun, direktur eksekutif Lembaga Survei Median mengatakan, Partai Berkarya berpotensi menembus ambang batas empat persen karena posisinya sebagai pendukung pasangan calon (paslon) 02 dan pengawal hasil ijtima ulama.

Faktor lain yang membuat Partai Berkarya berpotensi lolos adalah keterlibatan putra-putri almarhum Presiden Soeharto dalam kampanye partai. Tommy Soeharto adalah ketua umum Partai Berkarya. Titiek Soeharto aktif di setiap kampanye Prabowo-Sandi, Mbak Tutut dan Mamiek Soeharto tak lelah berkeliling ke banyak wilayah.

Rico Marbun juga mengingatkan, ada satu karakter pemilih di Indonesia yang membuat partai baru bisa mendulang suara, yaitu seusai pemilu mereka menunggu gebrakan baru partai yang dipilih.